Ilustrasi

jurnalrealitas.com, Jakarta – Kerusuhan terjadi di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan Sumut. Hal tersebut dipicu akibat padamnya listrik  yang berimbas pada kurangnya persediaan air ke Lapas. Namun selain soal listrik yang padam, hal itu juga karena Lapas yang kelebihan kapasitas.

Seperti dikabarkan  saat ini suasana LP Tanjung Gusta Medan malam ini sangat mencekam. Ribuan narapidana menguasai LP dan melakukan perlawanan kepada aparat yang hendak menguasai keadaan.

Kamis (11/7/2013), pukul 20.42 WIB, narapidana menimpuki aparat dari dalam lapas dengan batu-batu dan barang lainnya. Ulah narapidana ini menghambat petugas pemadam kebakaran yang hendak memadamkan api di dalam Lapas.
Batu-batu sebesar kepalan tangan orang dewasa beterbangan hampir tiap menit. Petugas yang hendak mengendalikan situasi terpaksa harus berhati-hati mendekat ke Lapas karena listrik di sekitar LP juga mati sehingga kondisi gelap.

Dugaan sementara tahanan yang kabur berjumlah 150-200 orang. Wamenkum HAM Denny Indrayana menyatakan soal jumlah pasti tahanan yang kabur masih dihitung.

“Laporan Kakanwil jumlahnya tidak sedikit. Tapi jumlah yang pasti harus dihitung dulu, tidak baik tanpa data,” papar Wamenkum HAM Denny Indrayana seperti dilansir  detikcom, Kamis (11/7/2013).

“Berapa yang melarikan masih menunggu data akurat,” tegasnya. “Mereka mungkin tidak sabar jelang magrib sehingga terjadi gesekan,” tuturnya.

“Perlu diketahui memang Lapas (over capacity) sekiatr 247 persen penghuninya, total 2.694 napi. Di kota-kota besar semuanya rata-rata kelebihan kapastas,” imbuhnya.

Saat ini kondisi di Lapas tengah diusahakan untuk kondusif. Pemadam kebakaran dan polisi telah berada di lokasi. “Sekarang sedang koordinas tim pemadam kebakaran dan polisi,” ucap Denny.