Foto: Tampak Dalam Gambar Got Dan Saluran Air Yang Di penuhi Sampah Seharusnya Di Tutup Oleh Seksi PU Tata Air. Foto: Tampak Dalam Gambar Got Dan Saluran Air Yang Di penuhi Sampah Seharusnya Di Tutup Oleh Seksi PU Tata Air

jurnalrealitas.com, Jakarta – Harapan, himbauan serta misi perubahan yang diusung oleh Gubernur DKI Jakarta terpilih setahun silam pasangan Joko Widodo (Jokowi) bersama wakilnya Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) masih tampak berbanding terbalik dengan kinerja anak buahnya di lapangan.

Sejak dilantik setahun lalu, Jokowi-Ahok kini semakin paham dengan kondisi Ibukota Jakarta. Itu didapatnya dari sekian banyak hal yang dilakukannya, dari blusukan ke kampung-kampung hingga sidak ke kantor lurah, camat dan walikota. Membenahi birokrasi juga menjadi prioritas utamanya. Hal itu ia lakukan dengan cara melakukan perubahan secara besar-besaran pada jajarannya. Dari lelang jabatan camat dan lurah hingga pergantian pucuk pimpinan di kantor walikota sudah dilakukannya, walau suara-suara kritik yang  pro dan kontra datang silih berganti.

Namun demikin, semangat kepemimpinan Jokowi-Ahok dalam membenahi kota Jakarta masih saja dinodai kinerja segelintir anak buahnya yang tidak sanggup mengikuti ritme kerja pimpinannya yang cepat,transparan, dan dekat dengan rakyatnya. Budaya lambat, birokrasi yang rumit, tidak displin, tidak transparan dan KKN, Mark up anggaran masih sangat kental terasa dan terjadi di DKI Jakarta.

Ironis, contoh kecilnya adalah kinerja dari Suku Dinas (Sudin) PU Tata Air dan seksi PU Tata Air kecamatan se-Jakarta Selatan.  Kinerjanya buruk, dan mengundang rasa keprihatinan dari masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengeluhkan pekerjaan proyek drainase dan pemasangan duracon yang dikerjakan oleh rekanan peliharaannya yang tidak becus dan tampak berantakan. Selain itu, sejumlah got dan saluran air tampak tidak terpelihara karena dipenuhi lumpur dan berbagai macam jenis sampah.

Seksi Kebersihan Sesalkan Kinerja Buruk Seksi PU Tata Air

Selain masyarakat, buruknya kinerja Dinas Tata Air Jaksel juga dikeluhkan oleh seksi kebersihan kecamatan Jagakarsa. Seksi Kebersihan yang merupakan satu kesatuan dari partner kerja dari Seksi tata air justru mengeluhkan kinerja dari seksi tata air yang dinilai malas dan tidak bertanggung jawab.

“Jangankan wartawan atau LSM, kita saja sesama pegawai pemda yang sama-sama berkantor  di kecamatan Jagakarsa kecewa dengan kinerja seksi PU Tata Air”, ujar staf seksi kebersihan kecamatan Jagakarsa yang enggan disebut namanya.  “Setiap mau menemui kepala seksi PU Tata Air susah banget. Bagaimana tidak kecewa, setiap kali kita (seksi kebersihan-Red) mendatangi ruangan seksi PU Tata Air di lantai 3 (tiga), selalu kosong tak berpenghuni sunyi sepi seperti berada di kuburan. Stafnya juga ikut-ikutan menghilang entah pergi kemana, setiap di telp hp-nya selalu nggak aktif dan mail box, di sms nggak pernah dibalas.  Bukan hanya seksi kebersihan saja yang kecewa, camat sebagai pimpinan tertinggi di kecamatan Jagakarsa juga merasa kecewa dengan kinerja seksi PU Tata Air”, terangnya. Apalagi sekarang menjelang Adhi Pura, masih banyak got dan saluran air di wilayah Jagakarsa yang mampet karena banyaknya  lumpur dan sampah, tambahnya.

“Seharusnya sesama pegawai pemda DKI Jakarta kita maunya gotong royong, mengangkat lumpur dan sampah di got dan saluran air di wilayah Jagakarsa, jangan semua pekerjaan dibebankan kepada seksi kebersihan, karena semua ada aturan dan tupoksi masing-masing, apalagi disepanjang Jl. Raya Tanjung Barat sebelum perumahan Tanjung Mas arah Depok. Setiap pagi seksi kebersihan selalu rutin mengangkat sampah liar di got dan saluran air pinggir jalan yang dibuang oleh pengendara sepeda motor yang lewat. Kita akui itu memang sudah menjadi tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) seksi kebersihan, namun ironisnya sudah berkali-kali seksi kebersihan meminta dan mengusulkan ke kepala seksi PU Tata Air kecamatan, supaya got dan saluran air yang terbuka ditutup saja, agar para pengendara sepeda motor yang lewat tidak lagi membuang sampah yang dibungkus plastik di got dan saluran air. Berkali-kali seksi kebersihan meminta dan mengusulkan ke seksi PU Tata Air kecamatan, tapi sampai dengan saat ini tidak pernah di tanggapi dan terkesan di abaikan”,  paparnya.

“Apakah seksi kebersihan harus terlebih dahulu berkirim surat kepada Walikota dan Gubernur, baru ada tindakan dari  kepala seksi PU Tata Air kecamatan Jagakarsa. Apa dia (kepala seksi Tata Air) tidak melihat atau memang pura-pura tidak tau permasalahan tersebut”, keluhnya.

“Hal inilah yang  membuat hubungan antara seksi kebersihan dan seksi PU Tata Air menjadi renggang dan tidak harmonis,” sesalnya.

Staf dan Kepala Seksi PU. Tata Air Malas Kerja

Setali dua uang, perilaku dan buruknya kinerja seksi PU Tata Air kecamatan Jagakarsa, mendapat penilaian negative dari  salahsatu petugas satpol PP kecamatan Jagakarsa yang tak ingin namanya disebut.

Saat berbincang dengan wartawan Ia juga mengeluhkan hal yang sama.  “Sampeyan kayak nggak tau aja kinerja seksi PU Tata Air kecamatan Jagakarsa seperti apa, apa sih kerjanya seksi PU Tata Air selama ini”, tanyanya.

Sankin gak ada kerjaan dan banyak santainya, akhirnya mereka berubah menjadi pemalas, kalau nggak main game, pastinya keluyuran entah pergi kemana dengan alasan ke lapangan, kalau nggak paling nongkrong diwarung kopi, tau entah apa yang diobrolin dan dibahas sampai jam pulang kantor. Terkadang tiduran di Masjid sampai sore, memang seperti itulah kerjanya seksi PU Tata Air setiap harinya dan semua orang juga tau hal ini, seksi PU Tata Air memang bermental pemalas dan nggak becus kerja,” paparnya.

 

(AM)