Seruan Dukungan Kesehatan Revolusi Mental Lintas Disiplin

BALI – Redaksi menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Udayana berinisial TAS (22), yang dilaporkan ditemukan meninggal setelah jatuh dari lantai dua gedung perkuliahan. Di tengah penanganan yang dilakukan pihak kampus dan aparat terkait, para praktisi mengingatkan bahwa ekosistem pencegahan selalu dimulai dari jejaring aman di sekitar mahasiswa yakni teman sebaya, dosen wali, layanan konseling dan rujukan profesional.

Sebagai pemerhati psikologi revolusi mental, Angelo Basario Marhaenis, Kader Pelopor GMNI sekaligus kader Pencak Silat THS-THM, alumni Psikologi Udayana dan Magister Psikologi Universitas Tarumanagara menegaskan perlunya gerakan literasi tanda bahaya di kampus dan kantor serta normalisasi bercerita, bertanya, mendengar dan mengekspresikan perasaan. Gejala seperti perubahan pola tidur, menarik diri atau ungkapan putus asa harus direspons cepat melalui jalur rujukan yang jelas agar bantuan hadir sebelum krisis, sementara pada tahap kuratif prioritas ialah psychological first aid yang dilanjutkan rujukan berjenjang ke psikolog klinis atau psikiater dalam iklim tanpa stigma. Terkait lingkaran perundungan yang melahirkan pelaku dari korban dan sebaliknya, Angelo mendorong pendekatan restoratif berupa sanksi akademik dan permintaan maaf berbasis pengabdian selama tiga bulan hingga satu semester sembari tetap berkuliah sehingga kebijakan yang dapat memulihkan empati dan kesehatan komunitas.

Seruan untuk menguatkan kepedulian datang dari gerakan kepemudaan. Renaldo Fajar Nugraha Susilo dari Leo Club MD 307 dan mahasiswa magister Bisnis Digital IDB Bali menyebut anak muda sebagai garda depan yang dapat menormalisasi langkah mencari bantuan sebagai wujud keberanian. Berani menanyakan kabar secara tulus, membangun peer support dan mengikuti pelatihan gatekeeper agar mampu mengarahkan teman ke layanan profesional ketika diperlukan. Pendekatan ini sejalan dengan praktik pemberitaan aman yang mendorong bantuan, serta menghindari detail yang bisa memicu perilaku peniruan.

Aspek hukum dan etika turut menjadi perhatian. Albet Novaldo dari Area Consult III Leo Club MD 307B2 Indonesia dan mahasiswa hukum Undiksha menekankan bahwa hak publik atas informasi harus sejalan dengan penghormatan terhadap martabat manusia dan perlindungan keluarga. Karena itu, media dan warganet perlu mematuhi hukum serta pedoman etika guna mencegah dampak lanjutan di masyarakat. Sesuai panduan WHO pemberitaan sebaiknya tidak merinci metode, tidak menyederhanakan sebab dan selalu menyertakan informasi bantuan.

Konteks ilmiah di Indonesia menunjukkan potensi solusi yang dapat diterapkan di kampus. Self-Help Plus (SH+), program manajemen stres berbasis WHO selama lima sesi, dirancang agar dapat dilaksanakan oleh tenaga non-spesialis dengan supervisi. Model ini menjembatani keterbatasan layanan profesional dan memperluas akses dukungan awal bagi mahasiswa, sekaligus memperkuat pencegahan primer dan sekunder di lingkungan perguruan tinggi, demikian disampaikan mahasiswi aktif semester 7 Psikologi Udayana, Katherine Hana Manurung.

Dari sisi medis, disampaikan oleh dokter Angela Virgini Tiomegarani, mahasiswa Magister Biomedis UPN, bunuh diri merupakan tindakan melukai diri sendiri secara sadar dengan tujuan mengakhiri hidup. Fenomena ini diibaratkan seperti gunung es yakni tampak kecil di permukaan, namun jauh lebih besar di kenyataan dan diperburuk oleh stigma tabu dalam masyarakat.

Angela menegaskan bahwa percobaan bunuh diri dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran diri dan kepekaan terhadap orang sekitar yang membutuhkan pertolongan, sejalan dengan tema World Suicide Prevention Day 2025 yaitu Change the Narrative, Start the Conversation.

Sebagaimana diingatkan oleh Nur Amalia Utami alumni psikologi Brawijaya Malang, jika Anda, keluarga, atau teman sedang berada dalam situasi gawat atau kewalahan, bantuan tersedia dan Anda tidak sendirian. Kementerian Kesehatan mengoperasikan Healing119/SEJIWA yang dapat diakses 24 jam melalui 119 ekstensi 8 atau melalui healing119.id untuk opsi chat dan panggilan, layanan ini gratis dan menjaga kerahasiaan sesuai pedoman. Untuk kondisi darurat yang mengancam nyawa, hubungi 112 atau datangi IGD terdekat. Menghubungi layanan profesional adalah langkah berani untuk menjaga diri dan orang lain.

Dengan catatan informasi dalam berita ini disajikan secara hati-hati, tanpa spekulasi dan tanpa rincian sensitif, guna menghormati keluarga dan mencegah dampak susulan di komunitas, selaras dengan pedoman pemberitaan yang bertanggung jawab.

BAGIKAN :

Jangan Lewatkan

Beri UKM Pangan Award, Menteri Perdagangan RI Dorong Daya Saing Pangan Lokal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *