JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 Tahun 2021 yang seharusnya merdeka dalam segalanya, namun ada beberapa hal yang masih menjadi (PR) Pekerjaan Rumah untuk Pemerintah. Seperti intoleransi beragama, masih banyak nya intimidasi terhadap minoritas/ agama non muslim.
Padahal secara langsung atau tidak, kakek nenek mereka mungkin turut serta memperjuangkan kemerdekaan di bumi Pertiwi Indonesia ini. Namun tetap saja selalu ada kesalah pahaman antar umat beragama, dalam memperjuangkan kemerdekaan tanpa mengenal agama.
Semua masyarakat tua maupun muda, ikut bergabung bahu membahu mengusir para penjajah demi tercapainya kemerdekaan, dalam mengusir para penjajah tidak harus memakai senjata melainkan dengan seni saja bisa, apalagi keadaan sekarang.
Saat itu dilatarbelakangi oleh munculnya radikalisme dan intoleransi jauh lebih besar daripada terorisme karena orang tidak dapat dihukum hanya dengan berpikir ketika berbuat, namun ekstrismisme merupakan ladang subur berkembangnya benih-benih aksi kekerasan secara radikal.
Ajaran seperti ini yang sekarang bukan lagi merambah orang dewasa namun telah melibatkan generasi harapan bangsa, anak-anak kita yang tercinta. Seperti apa yang disampaikan secara Virtual melalui media elektronik oleh Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid pada Senin malam (17/08/2021) pukul 19:00 WIB.
Mengatakan kepada beberapa awak Media dirinya merasa tertantang untuk mengajak mempersatukan kembali rakyat Indonesia, dengan mengajak kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya untuk melawan ajaran radikalisme dan intoleransi.
Dimana Kehadiran Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid pada masa sekarang negeri ini yang sudah terpecah belah karena banyaknya rakyat yang terhasut dengan suatu bentuk intoleransi perbedaan ras, suku, agama, dengan adanya ajaran tersebut yang lebih mudah untuk melakukan politik-politik adu domba.
Dengan misi utamanya mengajak untuk menumbuhkan kembali kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang diberikan, untuk berjuang membebaskan diri dari radikalisme. (Yulinda Tan)
Komentar