JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) , secara resmi membuka International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta.
Forum internasional yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh lebih dari 7.000 delegasi dari 33 negara, termasuk para menteri, duta besar, mitra pembangunan, serta pelaku usaha global.
Dalam pidato pembukaannya, Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono yang akrab disapa AHY itu menekankan pentingnya infrastruktur sebagai fondasi utama untuk pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan, dan tahan terhadap krisis.
Ia menyampaikan bahwa infrastruktur yang menurunkan biaya logistik dan meningkatkan produktivitas. Infrastruktur yang menjamin air untuk pertanian, energi untuk industri, dan perumahan bagi pekerja. Infrastruktur yang memperbaiki mobilitas perkotaan, menghubungkan daerah pedesaan, dan menarik investasi yang berorientasi iklim.
“Infrastruktur adalah fondasi pertumbuhan inklusif yang berkualitas tinggi. Jika kita membangun dengan bijak, dengan ketahanan, keadilan, dan urgensi, kita tidak hanya akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga mempertahankannya untuk generasi mendatang,” ungkap Menko AHY pada Rabu (11-06-2025)
Dalam sambutannya, Menko AHY menyampaikan bahwa Indonesia tengah berpacu melawan tiga jam urgensi, yakni jam demografi dengan lebih dari 3 juta penduduk baru setiap tahun, jam ekonomi untuk memperluas kelas menengah dan daya saing, dan jam ekologi krisis iklim yang telah nyata memengaruhi kota, pesisir, dan sistem pangan.
Mengusung tema “Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration”, ICI 2025 menjadi wadah kolaborasi global dari peserta lintas enam benua. Menko AHY menggarisbawahi bahwa infrastruktur bukan hanya soal membangun fisik, tetapi tentang membuka akses, menciptakan kesempatan, dan menyatukan bangsa.
“Presiden Prabowo Subianto telah mengusung agenda pembangunan yang jelas dan berani. Kita harus mengamankan masa depan bangsa dengan memperkuat ketahanan pangan, ketahanan air, ketahanan energi melalui masa depan yang terintegrasi, adil, dan berkelanjutan,” jelas Agus Harimurti Yudhoyono.
Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) itu menambahkan, Indonesia juga telah menetapkan target nasional ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam beberapa tahun mendatang. Untuk mencapainya, tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi domestik, namun harus membuka potensi penuh dari ekonomi riil. Yang disumbang dari petani hingga pabrik, dari pelabuhan hingga platform digital.
“Itu berarti investasi infrastruktur yang berani,” jelas Menko AHY.
Menko IPK berharap ICI 2025 menjadi titik tolak bagi lahirnya komitmen nyata, kemitraan transformatif, dan aksi lintas batas demi membangun sistem infrastruktur global yang tidak hanya kuat, tetapi juga adil dan regeneratif.
“Saat kita menatap masa depan, mari kita ingat bahwa infrastruktur bukan hanya soal apa yang kita bangun, tetapi juga apa yang kita wujudkan. Ini tentang memungkinkan anak agar dapat belajar dengan aman di sekolah, petani agar bisa menyiram tanaman di tengah iklim yang berubah, keluarga agar dapat mengakses air bersih, dan wirausahawan agar bisa membawa ide ide mereka ke pasar,” tutup Menko AHY.
International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, yang berlangsung pada 11–12 Juni 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Konferensi ini mempertemukan pemimpin pemerintahan, CEO perusahaan global, institusi pembiayaan internasional, serta perwakilan negara-negara sahabat untuk memperkuat kerja sama strategis dan mendorong inovasi di sektor infrastruktur.
ICI 2025 hadir sebagai forum dialog dan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transformasi infrastruktur yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Selain menjadi ajang pengenalan proyek-proyek prioritas nasional kepada calon investor, konferensi ini juga akan menjadi tempat pertukaran gagasan dan strategi untuk menghadapi krisis iklim dan risiko bencana alam, meningkatkan konektivitas antarwilayah, menyusun skema pembiayaan yang inovatif dan inklusif, dan membangun ekosistem investasi infrastruktur jangka panjang.
Dengan mengusung tema besar “Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration”, sebanyak 15 Menteri dan 3 Wakil Menteri dari Indonesia dijadwalkan menjadi keynote speaker di berbagai sesi. Selain itu, akan ada lima sesi pleno yang melibatkan pengambil kebijakan tingkat tinggi dan pemimpin global serta 15+ sesi tematik yang membahas isu-isu strategis, seperti urbanisasi dan kota masa depan, infrastruktur ketahanan iklim dan energi bersih, transportasi publik dan konektivitas antarpulau, infrastruktur digital dan pendidikan, dan strategi pembiayaan dan keterlibatan sektor swasta. (Megy)
Komentar