Munas PWRI Ke XIV Menentukan Arah PWRI Kedepan

JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Munas Persatuan Wredatama RI Ke XIV  tahun 2021 dilaksanakan di sebuah Hotel di Jakarta pada Rabu (20-22 Oktober 2021) dengan mengambil Tema dengan Munas PWRI ke XIV tahun 2021 kita mendukung program pemerintah dalam penanganan Covid 19 untuk Indonesia maju.

Freddy T. Rorimpandey selaku ketua panitia pelaksana munas ke XIV tahun 2021 mengatakan Kegiatan Mumas XIV PWRI adalah acara 5 tahunan kedepan untuk menyusun perbaikan anggaran dasar dan program umum dari pengurus DPP PWRI dan sebagai wujud rasa cinta, setia kepada organisasi PWRI dan sebagai ajang silaturrahim serta untuk memilih Ketua PWRI yang baru.

Ketua panitia pelaksana juga mengatakan apabila organisasi PWRI jika dikelola dengan baik akan membawa kesejahteraan bagi pengurus Organisasi itu sendiri. Kepakuman organisasi dapat merugikan organisasi dan diri sendiri. Oleh sebab itu melalui Munas PWRI XIV ini dapat melahirkan figur kepengurusan yang handal yang mempunyai gagasan dan ide berlian untuk mengantarkan PWRI lebih baik lagi.

“Melalui Munas ini yang diikuti 34 provinsi dan 546 Kab/kota ini, saya mengajak mari kita memilih pengurus yang baru dengan melihat dedikasinya, Moralitas dan Profesionalitas dalam membangun Organisasi PWRI lebih maju dan mandiri,” imbuhnya.

PWRI mempunyai makna mendalam “Orang Tua Yang Utama”. banyak orang tua tetapi tidak ada kata “UTAMA”. Menurutnya orang tua adalah utama pertama karena mereka selama PNS sampai pensiun telah mengabdi pada bangsa dan negara di atas usia 30 tahun, mereka mampu menyelesaikan tugas pengabdiannya. Kemudian “UTAMA” tdk menyandang masalah sampai selesai masa tugas dan patut menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat.

Selanjutnys Djoko Sidik Pramono sebagai Sekjen menegaskan PWRI kedepan berdampak maju dengan sistem keanggotaan berubah menjadi sistem pasif dan aktif. Kalau aktif harus daftar, kalau pasif tanpa mendaftar otomatis pensiunan PNS adalah anggota,” kata Djoko

Mekanismenya harus berdasar keputusan presiden, atau kebijakan nasional. Terlepas pasif atau aktif, diharapkan PWRI memiliki banyak anggota. Sehingga PWRI mampu berkiprah dalam pembangunan dan kemasyarakatan.

“PWRI selalu siap bermanfaat untuk masyarakat melalui pengalaman dan pemikiran,” ucap Djoko. (Manto)