PACITAN – Pengadilan Negeri (PN) Pacitan menutup akhir tahun 2025 dengan capaian membanggakan setelah meraih peringkat II sebagai Pengadilan Terbaik dalam Pelaksanaan Mediasi kategori Pengadilan Negeri dengan beban perkara 1–500. PN Pacitan memperoleh skor 40,54 atas kinerja pelaksanaan mediasi yang dinilai efektif dan berkualitas.
Peringkat ini diumumkan oleh Kepala Badan Urusan Administrasi (BUA) MA RI, Dr. Sobandi dalam acara Apresiasi dan Refleksi Akhir Tahun Mahkamah Agung Tahun 2025 pada hari Selasa (30/12/25) di Jakarta dihadapan Ketua MA, hakim agung, pejabat struktural, serta insan peradilan dari seluruh Indonesia.
Ketua Pengadilan Negeri (KPN) Pacitan, Benedictus Rinanta, menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas pelaksanaan mediasi yang mampu menjadi solusi penyelesaian perkara secara damai tanpa proses persidangan yang berlarut-larut.
“Capaian ini sejalan dengan upaya mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, dan berbiaya ringan sebagaimana arah kebijakan MA” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerja kolektif seluruh aparatur PN Pacitan.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari seluruh unsur seperti hakim maupun pegawai dalam menguatkan fungsi mediasi sebagai ruang penyelesaian sengketa yang lebih humanis dan berkeadilan,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua Pengadilan Negeri (WKPN) Pacitan, Evi Fitriawati, menyatakan bahwa capaian ini didukung oleh tata kelola manajemen perkara yang berorientasi pada penyelesaian damai serta peran hakim mediator yang memiliki kompetensi memadai.
“Penghargaan ini menjadi catatan positif dalam peningkatan kualitas pelayanan publik di sektor peradilan sekaligus diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat dan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu pelaksanaan mediasi di PN Pacitan,” ungkapnya.
Apresiasi dan Refleksi Akhir Tahun Mahkamah Agung RI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada satuan kerja dan pihak-pihak lain yang menunjukkan kinerja unggul serta mendukung agenda pembaruan peradilan, sekaligus menjadi momen reflektif untuk meninjau kembali dinamika dan perkembangan MA RI sepanjang tahun berjalan.
