Cegah Peredaran Produk Berformalin, Sebaiknya Pasar Tradisional Miliki Laboratorium
Cegah Peredaran Produk Berformalin, Sebaiknya Pasar Tradisional Miliki Laboratorium

JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Maraknya peredaran formalin yang sudah mencemari semua jenis makanan, baik produk daging, ikan dan produk pertanian lainya, menjadi momok menakutkan bagi semua orang. Karena tak dipungkiri akibat dari makanan yang sudah tercemar formalin sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Menyikapi hal ini, pemerintah selaku pihak yang berwenang tak henti-hentinya melakukan upaya agar peredaran makanan yang mengadung zat berbahaya seperti formalin dan zat berbahaya lainya dapat dihentikan.

Dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kecamatan terus bekerja dan gencar melakukan operasi rutin turun ke pasar untuk melakukan pengawasan dan penertiban serta memberikan sanksi tegas kepada para pedagang yang tertangkap menjual produk makanan yang tidak layak dikomsumsi.

Seperti operasi yang dilakukan oleh kepala seksi pengawasan dan pengendalian suku dinas peternakan dan pertanian Jakarta pusat baru-baru ini ke pasar tradisional Palmerah. Di pasar ini pihaknya berhasil menyita ratusan potong ayam yang positive mengadung formalin.

Atas dasar temuan tersebut, Sarjoni selaku kepala seksi pengawasan menilai bahwa peredaran daging ayam serta produk makanan lain yang mengandung formalin dan zat berbahaya lainya diduga kuat masih banyak beredar di pasar ini. Walau mereka setiap bulannya secara rutin telah melakukan operasi, namun tetap saja masih ditemukan ada sebagian besar para pedagang nakal masih membandal yang menjual produk makanan mengandung formalin.

Sulitnya memberantas peredaran formalin ini tak lepas dari minimnya perangkat yang tersedia dalam hal mengawasi dan memberantas produk yang mengandung formalin baik di pasar tradisionil maupun supermarket.

Menurut Sarjoni pengawasan terhadap peredaran zat berbahaya pada produk makanan tak mungkin dapat diberantas jika hanya mengandalkan petugasnya yang terbatas. Akibat tak sesuainya antara jumlah petugas dengan wilayah yang harus diawasi menyebakan dalam beberapa tahun ini mereka tak bisa mencapai hasil maksimal, karena yang bisa dilakukan oleh pihaknya adalah hanya bisa mengontrol dan sekedar memberikan teguran kepada pedagang yang tertangkap menjual produk makanan mengandung formalin.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi produk makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, borak, daging bangkai dan busuk dapat dengan mudah masuk kedalam pasar, maka pihaknya mengusulkan ada baiknya agar disetiap pasar tradisional disediakan laboratorium, dengan tujuan agar setiap petugas pasar juga berperan aktif ikut melakukan pengawasan dan petugas pasar secara mandiri bisa mengambil sample untuk diperiksa terlebih dahulu sebelum produk makanan tersebut masuk kedalam pasar.

Dikatakan Sarjoni, bahwa keberadaan laboratorium didalam pasar tersebut fungsinya sangat diperlukan. Karena dengan adanya laboratorium didalam pasar ini maka nantinya setiap produk makanan yang masuk kedalam dapat dipastikan telah bebas dari zat berbahaya. Sehingga kedepannya jika peredaran produk makanan yang mengandung zat berbahaya dapat diberantas maka warga Jakarta yang sakit akibat formalin akan berkurang, dan secara otomatis dapat membantu gubernur Jakarta yang sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan program Jakarta sehat melalui kartu sehatnya.

“Semakin sedikit warga Jakarta yang sakit maka anggaran yang dikeluarkan oleh pemda DKI untuk menanggung biaya kesehatan warganya dapat dikurangi. Karena kalau warganya sehat, kan anggaran untuk kartu sehat pun tidak terlalu besar, dan juga siapa sih yang mau sakit,” ujar Sarjoni kepada wartawan saat ditemui dikantornya, Senin, (26/11/2012). (MB)