Kerap Ancam Wartawan, Kepsek Akan Evaluasi Kinerja Satpam di SMA Negeri 3 Siantar
Foto : Hinsa Simatupang dan Rido Napitupulu saat dikonfirmasi

Jurnalrealitas.com, Pematangsiantar – Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Siantar, Hinsa Simatupang berjanji akan mengevaluasi kinerja Satuan Pengamanan (Satpam) Rido Napitupulu yang sering menghalangi dan mengintimidasi kegiatan wartawan maupun LSM di lingkungan sekolah SMA Negeri 3 Siantar.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Selasa (11/4/2017), Rido Napitupulu Petugas Satpam yang bertugas di lingkungan SMAN 3 Siantar kerap kali menghalangi dan bahkan mengintimidasi kegiatan wartawan dan LSM yang hendak mencari informasi berita di lingkungan SMA Negeri 3 Siantar. Dan tindakan serupa juga dialami oleh wartawan Jurnal Realitas.com, pada Selasa (11/4/2017) saat wartawan hendak memasuki lingkungan sekolah.

Saat itu Rido Napitupulu melontarkan perkataan yang bernada ancaman.  ” Awas hati-hati kau.  Kau tandai mukaku, jumpa diluar kita, ancamnya. Anggar-anggar LSM kau”, ujarnya. Saat wartawan menanyakan maksud ucapan oknum satpam “hati-hati kau”, okunum satpam hanya menjawab : “hanya aku yang tahu”, katanya.

Atas kejadian itu, Hinsa selaku Kepsek meminta maaf kepada sejumlah wartawan dan LSM, saat ditemui di Aula Sekolah SMAN 3 yang terletak di Jl. Pane, Kel. Tomuan, Kec. Siantar Timur, Kamis (13/04/17).

Dalam pernyataanya, Hinsa meminta maaf atas tindakan anak buahnya yang seharusnya tidak perlu terjadi. Dan berharap kedepannya kejadian serupa tidak sampai terulang kembali.

“Saya meminta maaf atas tindakan anak buah saya ini, saya akan melakukan evaluasi terhadap kinerjanya. Memang yang bersangkutan ini memiliki kepribadian yang temperamental, tapi meski begitu dia (Rido) telah mengakui kesalahannya”, kata Hinsa.

“Udah ngaku dia (rido) telah melakukan kesalahan. Memang saya lihat kepribadiannya agak tempramen. Makanya saya bilang jangan lagi begitu sama wartawan atau tamu lainnya”,  sambung Hinsa.

Lebih lanjut terkait adanya dugaan sejumlah pihak bahwa tindakan yang dilakukan petugas satpam tidak terlepas karena adanya perintah dari Hinsa selaku Kepsek SMAN 3. Dugaan tersebut dibantah langsung oleh Hinsa.

“Tidak. Tidak mungkinlah saya memerintah Rido melakukan tindakan seperti itu. Tidak pernah pernah saya suruh, gak ada aturan seperti itu. Dan akan saya evaluasi, dalam hal ini biar dulu saya ingatkan secara lisan. Saya sudah mau pensiun. Saya mau tenang. Saya gak mau terganggu atau terbawa-bawa nama saya hanya karena masalah yang seperti ini”, katanya.

Baca Juga :

Arogan dan Kerap Ancam Wartawan, Kepsek SMAN 3 Pematangsiantar Diduga Jadikan Satpam Halangi Tugas Wartawan


Masih menurut Hinsa, kedepannya selain memberikan peringatan secara lisan kepada Rido, Hinsa juga berjanji nantinya akan memberikan job deskripsi sekaligus juga akan memeriksa sertifikat satpam yang dimiliki oleh Rido. Terkait tentang sikap dan sifatnya yang tempramen. Tapi mohon maaf, saat ini saya belum bisa memberikan sanksi berat”, katanya.

Sementara itu, Rido yang juga turut dipanggil dalam pertemuan telah mengaku salah kepada wartawan dan LSM. Rido beralasan saat itu sedang memiliki masalah pribadi dirumahnya, hingga terbawa ke lingkungan pekerjaan sampai akhirnya mengeluarkan ancaman.

“Saya minta maaf ya lae (abang).  Sebenarnya kemarin itu saya lagi ada masalah dirumah sehingga terbawa ke pekerjaan. Sekali lagi saya minta maaf. Sekalipun kemarin itu saya bilang jumpa diluar bukan untuk ajak berduel, tapi hanya sekedar beradu argumen saja”, terangnya. Terkait bahasa ancaman “awas hati-hati kau”. Itu hanya sekedar omongan saja. Tidak ada maksud apapun dibaliknya. Dan saya bisa memastikan tidak akan ada hal apapun nantinya yang terjadi sama lae terkait omongan saya itu”, paparnya.

Terlepas dari pernyataan yang sudah disampaikan Hinsa selaku Kepsek SMAN 3 atas kejadian ini, selalu ada dugaan bahwa tindakan yang dilakukan anak buahnya (satpam) tidak mungkin dilakukan, jika bukan karena perintah pimpinannya. Tapi kembali lagi, itu hanya dugaan dan untuk kebenarannya biarkan publik yang akan menilai.

Yang pasti, jangan sampai ada lagi pemimpin dengan budaya lama, yang lihainya  bersandiwara dan berbasa-basi. Pemimpin bekerjanya seperti Pemadam Kebakaran, selalu muncul disaat sudah terjadi masalah, yang akhirnya berlindung dibawah kata-kata “akan melakukan evaluasi”. Semoga saja. (MBPS)