“Tempat Mesum” Rusak Keindahan Kebun Binatang Ragunan
ragunan dijadikan tempta mesum

Foto: Tempat mesum yang ada di kebun binatang Ragunan nampak dari luar dan dalam.

JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Ingin melihat satwa sekaligus berwisata santai, pastinya kebun binatang adalah pilihan yang tepat.

Ya, wahana rekreasi yang satu ini sangat banyak digandrungi sebagian besar orang, karena selain dengan alasan harga tiket masuknya yang terjangkau, berwisata ke kebun binatang dipercaya dapat menambah ilmu dan wawasan tentang jenis satwa dan spesies binatang.

Bicara tentang wisata kebun binatang, di kota metropolitan Jakarta ada satu kebun binatang yang cukup luas dan sudah tak asing ditelinga masyarakat Jakarta, kebun binatang apa namanya? Ya, namanya adalah kebun binatang ragunan.

Kebun binatang seluas 140 hektar yang terletak di Ragunan, Cilandak Jakarta Selatan ini secara resmi dibuka Gubernur DKI Jakarta untuk umum pada tahun 1966 dengan nama Taman Margasatwa Ragunan.

Sebanyak 4000 binatang dan 260 spesies, yang sebagian besar terancam punah di Indonesia dan seluruh dunia menghuni kebun binatang ragunan ini. Kebun Binatang ini memiliki koleksi yang cukup lengkap seperti Komodo, orangutan dan harimau.

Sejak dibuka untuk umum, wahana rekreasi ini menjadi tempat wisata andalan dan yang paling banyak dikunjungi penduduk sekitar dan juga warga Jakarta termasuk wisata dari mancanegara.

Kebun binatang ragunan dapat dikatakan telah menjadi tempat wisata terfavorit bagi warga Jakarta khususnya warga kelas menengah kebawah.

Rimbunnya pepohonan, membuat kebun binatang ragunan menjadi lebih teduh dan sejuk. Selain itu, suasana yang hening layaknya berada di hutan bebas menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang berwisata untuk menjauh sejenak dari kebisingan dan polusi kota metropolitan.

Berwisata ke kebun binatang ragunan ini memang sangat tepat jika dilakukan bersama dengan kelurga besar ataupun dengan sahabat maupun untuk acara family gathering perusahaan. Maka tak heran disaat weekend maupun musim liburan tiba, tempat wisata ini pasti dipenuhi para pengunjung yang cenderung berombongan keluarga ataupun dari karyawan perusahaan.

Berbagai hal positif yang ditawarkan kebun binatang ragunan ini, membuat pengunjung tempat wisata ini tak pernah sepi dari pengunjung, bahkan setiap harinya bisa menembus angka hingga ribuan pengunjung.

Namun, terlepas dari itu semua, rupanya pelayanan yang baik dan professional dari pihak pengelola kebun binatang ragunan kepada pengunjung belumlah dapat dikatakan maksimal dan memuaskan.
Terbukti, selain pelayanan yang masih kurang, diperparah dengan banyaknya pengaduan dan laporan dari para pengunjung yang menjadi korban aksi kejahatan yang terjadi di dalam kebun binatang ragunan ini.

Aksi kejahatan dari ke hari disinyalir semakin bertambah dan memprihatinkan. Pelecehan seksual bagi pengunjung wanita, kehilangan HP, kehilangan dompet bahkan sampai kehilangan perhiasan emas berupa kalung, hingga sepeda motor dan helm pengunjung di tempat parkir yang dikelola oleh mitra kerja pengelola kebun binatang ragunan juga turut menjadi sasaran aksi kejahatan.

Berbagai macam kejahatan terjadi di tempat wisata ini, tanpa terkecuali dengan pencopet yang dengan leluasa melakukan aksi di tempat wisata ini. Bahkan yang tak masuk diakal dan memprihatinkan adalah terendusnya kabar  beredar terkait dengan adanya salahsatu tempat  berada di kebun binatang ragunan yang dijadikan sebagai tempat untuk berbuat mesum oleh sebagian dari pengunjung yang  melakukan perbuatan tak senonoh yang diduga dilakukan oleh pengunjung lain jenis.

Namun sangat disayangkan, ketika dikonfrimasi ke pihak pengelola kebun binatang ragunan, pengelola tak mau menanggapi isu miring tersebut. Bahkan hingga berita ini dimuat pihak pengelola selalu menghindar saat dilakukan konfirmasi oleh wartawan.

Tentu saja jika isu terkait adanya perbuatan mesum di kebun binatang ragunan benar terjadi, maka secara tidak langsung perbuatan tersebut telah merusak keindahan daripada Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan, dan selain itu pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola terhadap para pengunjung pun di pertanyakan. (MB)