Ratusan Buruh Berdemo Di Balai Kota Tuntut UMP Segera Di Putuskan
Ratusan Buruh Berdemo Di Balai Kota Tuntut UMP Segera Di Putuskan

JURNALREALITAS.COM, JAKARTA – Sekitar enam ratusan buruh yang tergabung dalam Forum Buruh DKI melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor gubernur jakarta Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2012). Akibat aksi demonstrasi ini arus lalu lintas di jalan depan Balai Kota menjadi tersendat.

Sebagai antisipasi puluhan petugas dari kepolisian terlihat berjaga-jaga di depan Balai Kota dan berusaha mengatur arus lalu lintas di kasawan ini.

Para buruh yang mengenakan berbagai seragam tempat mereka bekerja dan juga membawa berbagai bendera organisasi buruh tempat mereka bernaung ini menuntut agar gubernur DKI jokowi segera memutuskan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 2.799.067.

Menurut keterangan Muhammad Toha selaku Sekjen Forum Buruh DKI, buruh menuntut kenaikan sebesar 141,5 persen dari Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang sudah ditetapkan sebesar Rp1.978.789.

“Angka tersebut didapat melalui survei internal dari buruh sendiri akan kebutuhan hidup di Jakarta, agar bisa direkomendasi kepada gubernur,” ungkapnya.

Aski demonstrasi ini sendiri dikatakan Toha akan terus berlangsung hingga UMP tahun 2013 ditetapkan oleh gubernur. “kalau hari ini tidak ada hasil penetapan UMP dari gubernur, maka malam ini juga kami akan menginap di balai kota ini, ungkap Toha.

Dan jika tuntutan mereka hari ini juga tidak dipenuhi oleh gubernur DKI, maka pada hari Selasa, 20/11/2012 mendatang mereka mengancam akan melakukan aksi mogok daerah (MODAR) dikawasan industri pulo gadung dan KBN Cakung-Cilincing.

Pantauan JURNALCOM di lokasi, sekitar pukul 13:15wib usai makan siang para buruh kembali berkumpul dan berbaris di depan pagar balai kota dan mendesak petugas agar memperbolehkan mereka memasuki gedung balai kota.

Melihat pendemo mulai mendekati pagar dan mencoba mendobaraknya, para petugas keamanan berjumlah ratusan personil yang terdiri dari Polri dan Satpol PP ini tampak mulai bersiaga dan menjaga pintu pagar agar pendemo tak sampai menerobos masuk kedalam balai kota.

Tak lama kemudian, untuk menghindari terjadinya anarkisme akhirnya 3 orang perwakilan dari buruh di izinkan masuk ke balai kota untuk melakukan dialog dengan gubernur. (MB)